Header Ads

Ini pasal yang mengatur larangan berkampnye di Lembaga Pendidikan



Panwascam Serengan - ANGGOTA  Badan Pengawas Pemilu ( Bawaslu), Rahmat Bagja mengingatkan, pasangan capres dan cawapres untuk tak berkampanye di lembaga pendidikan. Sebab, hal tersebut dilarang dalam Undang-Undang Pemilu. Undang-Undang Nomor 7 tahun 2017 tentang Pemilu Pasal 280 ayat 1 huruf h mengatur bahwa larangan kampanye dengan menggunakan fasilitas pemerintah, tempat ibadah, dan tempat pendidikan..

 “Tidak boleh di tempat pendidikan kan ada media sosial kan ada kampanye yang terbatas bisa diundang teman-teman itu kalau berminat kan bisa datang,” ujar Rahmat di Kantor Bawaslu RI, Jakarta Pusat, Rabu (10/10/2018). .

 "Mereka datang ke kampus untuk hadir sebagai pembicara atau memberikan kuliah umum boleh-boleh saja. Kalau ada capres atau cawapres yang juga hadir di pesantren untuk silaturahim kepada kiai juga boleh," tutur Rahmat. Untuk diketahui, menurut Peraturan KPU (PKPU) Nomor 23 Tahun 2018 tentang Kampanye Pemilu, kampanye adalah kegiatan peserta pemilu atau pihak lain yang ditunjuk oleh peserta pemilu untuk meyakinkan pemilih dengan menawarkan visi, misi, program, dan/atau citra diri peserta pemilu. Mengacu pada aturan tersebut,

Rahmat meminta, setiap pasangan calon presiden dan wakil presiden perlu memperhatikan pemilihan kata atau saat mengunjungi lembaga pendidikan. “Kalau mereka mengasih kuliah umum (misal) pak Jokowi ‘kemajuan ekonomi sejak saya menjabat ini ini' boleh boleh saja asalkan tidak ada kata ‘jadi kita ini perlu lanjutkan’ nah itu masalah,” tutur Rahmat.

Sementara, jika capres-cawapres Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, mengucapkan kata 'ganti' juga merupakan bentuk kampanye. “Memberikan kuliah umum juga boleh sepanjang dia tidak bilang misalnya pak Sandi (Sandiaga Uno) sedang menjelaskan, ‘oleh sebab itu kami harus ganti’,” kata Rahmat.(**)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.